Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak
terlepas dari guru yang memiliki peran sebagai pendidik. Pelaksanaan proses
pembelajaran ini tidak akan berjalan efektif jika tidak direncanakan dengan
baik pula oleh guru tersebut. Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang yang
gagal dalam berencana maka sama saja ia merencanakan kegagalan. Hal tersebut
berarti bahwa guru harus mampu merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan
dikelas supaya berjalan dengan efektif. Selain melakukan perencanaan yang
matang, guru juga harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan dengan baik apa
yang sudah direncanakannya ke dalam proses pembelajaran bahkan sampai evaluasi.
Kemampuan-kemampuan tersebut tentunya akan dimiliki oleh guru yang memiliki
tingkat kompetensi yang baik.
Ketika dilapangan ternyata masih banyak guru yang belum memiliki
kompetensi yang baik. Ada beberapa faktor penyebab yang menjadi guru belum
memiliki kompetensi baik, diantaranya guru masih memandang peradigma
pembelajaran yang lama, guru yang malas untuk belajar dan lain-lain. Kalau hal
ini dibiarkan saja maka bagaimana nasib anak-anak bangsa di masa depan? Bagaimana
nasib anak-anak ketika mereka dididik oleh guru yang kurang berkompeten? Ini
adalah sebuah “bumerang” yang akan menyerang bangsa Indonesia apabila terus
dibiarkan “merajalela” begitu saja.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh kita untuk menyelesaikan
permasalahan di atas adalah dengan melakukan supervisi guru. Kita sebagai
Pendamping Sekolah bisa mendorong kepala sekolah untuk mensupervisi guru secara
berkala misalnya secara terjadwal satu bulan sekali.
Pengalaman dilapangan yang terjadi ketika kepala sekolah melakukan
supervisi guru-guru tampak sekali mereka mulai memperhatikan dengan serius
proses pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Guru-guru mulai belajar dengan serius kembali ketika akan
disupervisi oleh kepala sekolah. Disini peran Pendamping Sekolah sangat baik
sekali untuk muncul sebagai mitra belajar mereka. Sehingga Pendamping sekolah
bisa mendekati guru tersebut untuk melakukan mitra belajar. Guru-guru tersebut
didampingi untuk membuat RPP yang baik itu seperti apa. Banyak yang terjadi
dilapangan bahwa guru-guru juga belum bisa membuat RPP dengan baik karena
mereka memang malas juga untuk membuat RPP. Bahkan ada juga yang sampai mengaku
bahwa guru tersebut kalau mengajar gak pernah membuat RPP. Waw!! Apa jadinya
kalau pembelajaran yang akan dilakukan tanpa ada persiapan??
Guru-guru yang belum memiliki keterampilan membuat RPP merasa “kebakaran
jenggot” karena salah satu dokumen yang harus ada ketika disupervisi itu adalah
RPP yang merupakan perencanaan sebelum proses pembelajaran dilakukan. Sebagian guru
tersebut kebingungan untuk membuat RPP yang baik itu seperti apa? Mereka
kebingungan karena belum terbiasa untuk membuat RPP secara mandiri atau bahkan mereka
belum pernah sama sekali membuat RPP.
Dengan kejadian itu pun Pendamping Sekolah memiliki kewajiban untuk
ikut membantu guru yang sedang kesulitan membuat RPP dengan melakukan mitra
belajar. Kita dekati guru-guru tersebut baik-baik bahkan kita juga bisa
menawarkan diri untuk membantu nya sebagai mitra belajar. Setelah guru tersebut
bisa kita “taklukan” maka kita dapat secara leluasa untuk sama-sama belajar
terkait dengan hal-hal yang belum diketahui terkait dengan RPP. Banyak hal yang
sangat bermanfaat ketika dilakukan mitra belajar khususnya tentang RPP. Kita
menjadi bisa tahu apa yang belum diketahui tentang RPP. Apakah itu terkait
dengan sistematika RPP, terkait dengan tujuan pembelajarn yang harus memuat
komponen ABCD dll.
Dari “gara-gara” kita sebagai Pendamping Sekolah mendorong kepala
sekolah untuk melakukan supervisi maka kita bisa menggerakkan guru-guru untuk mau
belajar memperbaiki pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan melakukan mitra
belajar juga merupakan sebuah langkah supaya guru-guru mulai mau merubah
paradigma pembelajaran yang akan dilakukan. Ketika guru-guru tersebut mau terus
belajar maka seiring dengan itu kompetensi gurupun akan semakin meningkat. Semoga
bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment