facebook

Thursday 28 November 2013

MY DIARY JILID I


Ini adalah kisah perjalananku untuk menggapai harapan merantau menjadi seorang guru di tahun 2013. Saya berharap  dari pengalaman merantau ini saya akan lebih mandiri dalam menyikapi hidup ini, pikiran dan hati saya akan lebih terbuka terhadap hal-hal baru karena disana saya akan bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan yang baru dan budaya yang baru pula. Saya juga ingin mendapatkan pengalaman yang baru sebagai seorang pendidik sehingga pengalaman yang saya dapatkan itu ingin saya aplikasikan kembali di daerah kelahiran saya. Saya juga ingin memajukan daerah saya. Saya ingin menjadi bagian dari perubahan.
Singkat kata setelah saya ujian sidang dan dinyatakan lulus tanggal 22 Juni 2013 dari UPI Kampus Tasikmalaya. Saya bersama teman-teman saya yang berjumlah 11 orang berbondong-bondong untuk ikut program pemerintah menjadi guru di daerah pelosok selama setahun atau lebih dikenal dengan SM3T. Saya bersama dengan teman-teman yang lain pun mengikuti tes online di UPI Bandung. Dari hasil tes tersebut ternyata saya dinyatakan TIDAK LULUS. Saya masih teringat sekali dengan kata-kata ketika mengeceknya di website yang menyebutkan bahwa “ Anda TIDAK LOLOS dan TIDAK BERHAK mengikuti tahapan selanjutnya”. Hasil tersebut membuat saya sedikit putus harapan. Teman-teman saya yang lain lulus semuanya, kecuali saya. Saya sangat kecewa sekali dengan hasil tersebut. Tetapi karena hidup ini adalah pilihan. Maka ketika kita belum berhasil untuk menggapai suatu harapan, apakah kita mau terus berdiam diri dengan menyesali apa yang telah terjadi atau kita tetap optimis untuk menggapai harapan tersebut. Maka dengan itu saya memutuskan bahwa saya harus tetap optimis untuk menggapainya. Mungkin ada jalan lain yang terbaik buat saya.
Setelah itu saya punya planning ditahun 2014 untuk ikut Indonesia Mengajar atau Sekolah Guru Indonesia (SGI). Saya tidak mau ikut SM3T lagi bukan karena saya sakit hati atau trauma karena sudah mengalami pengalaman tidak lulus tetapi karena saya punya target ditahun 2015 untuk menikah. Kalau misalkan saya ikut kembali SM3T dan lulus berarti targetan saya menikah ditahun 2015 akan tertunda karena Program SM3T itu dikontraknya selama 2 tahun, setahun mengajar di pelosok dan setahun nya lagi mengikuti PPG.
Ketika saya sudah mengetahui bahwa saya tidak lulus SM3T maka saya punya planning terdekat untuk ikut ngehonor lagi di SD sambil mempersiapkan diri untuk mengikuti Indonesia Mengajar atau SGI tahun depan. Keadaan berbeda terjadi ketika saya dihubungi oleh dosen saya yakni Pak Dindin Abdul Muiz tangal 16 agustus 2013. Beliau memberitahu saya bahwa di makmal pendidikan dompet dhuafa ada lowongan kerja untuk menjadi pendamping sekolah selama satu tahun. Lowongan kerja menjadi pendamping sekolah adalah menjadi konsultan pendidikan yang merupakan gurunya guru. Dari sana saya berpikir bahwa ini adalah kesempatan saya dan saya tidak boleh menyia-nyiakannya. Saya harus cekatan. Menjadi gurunya guru berarti menjadi director of change yang menjadi penggerak agen-agen of change yakni guru-guru. Suatu kesempatan yang sangat luarbiasa sekali untuk menjadi konsultan pendidikan. Kemudian  pada tanggal 17 agustus 2013, saya pun tertarik untuk mengikutinya dan mengajukan surat lamaran kerja beserta riwayat hidup ke makmal pendidikan dompet dhuafa. Setelah itu pada tanggal 20 agustus 2013 saya mendapatkan panggilan untuk diinterview tanggal 23 agustus 2013.
Ketika perjalanan untuk menghadapi interview ke Bogor ada orang-orang yang telah membantu saya untuk sampai disana. Yang pertama adalah teman seperjuangan saya di kampus yakni Muhammad Rijal Wahid Muharram yang telah bersedia untuk mengantarkan saya ke terminal bus Budiman pagi-pagi jam 6 dan menjemput saya kembali pada saat pulang ke Tasikmalaya jam 12 malam. Terimakasih sahabat karena kau telah bersedia untuk meluangkan waktumu untukku. 
Foto bersama Muhammad Rijal Wahid Muharram
Sahabat saya yang kedua adalah Asep Ridwan. Dia adalah sahabat saya ketika masih sekolah SMP dan SMA. Sekarang dia bekerja di Industri Sentul Estate. Dialah yang bersedia mengantar-antar saya di Bogor untuk menjalani interview. Dia adalah sosok sahabat yang baik dan tulus karena meskipun dia kebagian kerja ship malam tetapi dia masih bersedia pagi harinya untuk mengantar saya ke kantor Dompet Dhuafa padahal dia belum tidur sama sekali. Terimakasih sahabat.
Pada tanggal 31 saya mendapatkan panggilan lagi bahwa saya lulus dan harus mengikuti pelatihan sekolah konsultan pendidikan Indonesia dari tanggal 9 september sampai 8 oktober 2013.

Saya berpikir bahwa mungkin ini lah jalan yang terbaik yang Allah persiapkan untuk saya. Sehingga saya pun berangkat tanggal 8 september 2013 ke bogor untuk mengikuti program pelatihan tersebut. Disana saya bertemu dengan teman-teman yang baru yaitu Mas Noly Nurdiana (Serang, Banten), Mas Muslimin (Sangatta, Sulawesi Selatan), Mas Ainur Rahman (Ngawi, Jawa Timur) dan Mas Dzulkifli ( Baubau, Sulawesi Tenggara). Lingkungan yang saya tempati juga lingkungan yang semuanya bernuansa islami yaitu di Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Saya sangat bersyukur sekali berada ditempat ini. Saya berharap bahwa ditempat ini segala potensi yang saya miliki dapat teraktualisasikan sehingga nantinya saya akan siap untuk menjadi bagian dari perubahan. Amiiiin   

2 comments:

  1. Assalamualaikum, kang ihsan keren, luar biasa. Sepuluh jari mengucapkan selamat, tetap semangat, Allah tahu yang terbaik memang. Terus menulis kang!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wassalam,,,,,
      Eh punten neme ka buka,,, Ari sugan nteu aya anu ngomen..heheh
      Mhun,,, Terus semangat menulis karena menulis merupakan bukti sejarah langkah kita...

      Delete