Ini
adalah kisah perjalananku untuk menggapai harapan merantau menjadi seorang guru
di tahun 2013. Saya berharap dari
pengalaman merantau ini saya akan lebih mandiri dalam menyikapi hidup ini,
pikiran dan hati saya akan lebih terbuka terhadap hal-hal baru karena disana
saya akan bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan yang baru dan budaya yang
baru pula. Saya juga ingin mendapatkan pengalaman yang baru sebagai seorang
pendidik sehingga pengalaman yang saya dapatkan itu ingin saya aplikasikan
kembali di daerah kelahiran saya. Saya juga ingin memajukan daerah saya. Saya
ingin menjadi bagian dari perubahan.
Singkat
kata setelah saya ujian sidang dan dinyatakan lulus tanggal 22 Juni 2013 dari
UPI Kampus Tasikmalaya. Saya bersama teman-teman saya yang berjumlah 11 orang
berbondong-bondong untuk ikut program pemerintah menjadi guru di daerah pelosok
selama setahun atau lebih dikenal dengan SM3T. Saya bersama dengan teman-teman
yang lain pun mengikuti tes online di UPI Bandung. Dari hasil tes tersebut
ternyata saya dinyatakan TIDAK LULUS. Saya masih teringat sekali dengan
kata-kata ketika mengeceknya di website yang menyebutkan bahwa “ Anda TIDAK
LOLOS dan TIDAK BERHAK mengikuti tahapan selanjutnya”. Hasil tersebut membuat
saya sedikit putus harapan. Teman-teman saya yang lain lulus semuanya, kecuali
saya. Saya sangat kecewa sekali dengan hasil tersebut. Tetapi karena hidup ini
adalah pilihan. Maka ketika kita belum berhasil untuk menggapai suatu harapan,
apakah kita mau terus berdiam diri dengan menyesali apa yang telah terjadi atau
kita tetap optimis untuk menggapai harapan tersebut. Maka dengan itu saya
memutuskan bahwa saya harus tetap optimis untuk menggapainya. Mungkin ada jalan
lain yang terbaik buat saya.
Setelah
itu saya punya planning ditahun 2014 untuk ikut Indonesia Mengajar atau Sekolah
Guru Indonesia (SGI). Saya tidak mau ikut SM3T lagi bukan karena saya sakit
hati atau trauma karena sudah mengalami pengalaman tidak lulus tetapi karena
saya punya target ditahun 2015 untuk menikah. Kalau misalkan saya ikut kembali
SM3T dan lulus berarti targetan saya menikah ditahun 2015 akan tertunda karena
Program SM3T itu dikontraknya selama 2 tahun, setahun mengajar di pelosok dan
setahun nya lagi mengikuti PPG.
Ketika
saya sudah mengetahui bahwa saya tidak lulus SM3T maka saya punya planning terdekat
untuk ikut ngehonor lagi di SD sambil mempersiapkan diri untuk mengikuti
Indonesia Mengajar atau SGI tahun depan. Keadaan berbeda terjadi ketika saya
dihubungi oleh dosen saya yakni Pak Dindin Abdul Muiz tangal 16 agustus 2013.
Beliau memberitahu saya bahwa di makmal pendidikan dompet dhuafa ada lowongan
kerja untuk menjadi pendamping sekolah selama satu tahun. Lowongan kerja
menjadi pendamping sekolah adalah menjadi konsultan pendidikan yang merupakan
gurunya guru. Dari sana saya berpikir bahwa ini adalah kesempatan saya dan saya
tidak boleh menyia-nyiakannya. Saya harus cekatan. Menjadi gurunya guru berarti
menjadi director of change yang
menjadi penggerak agen-agen of change
yakni guru-guru. Suatu kesempatan
yang sangat luarbiasa sekali untuk menjadi konsultan pendidikan. Kemudian pada tanggal 17 agustus 2013, saya pun
tertarik untuk mengikutinya dan mengajukan surat lamaran kerja beserta riwayat
hidup ke makmal pendidikan dompet dhuafa. Setelah itu pada tanggal 20 agustus
2013 saya mendapatkan panggilan untuk diinterview tanggal 23 agustus 2013.
Ketika
perjalanan untuk menghadapi interview ke Bogor ada orang-orang yang telah
membantu saya untuk sampai disana. Yang pertama adalah teman seperjuangan saya
di kampus yakni Muhammad Rijal Wahid Muharram yang telah bersedia untuk
mengantarkan saya ke terminal bus Budiman pagi-pagi jam 6 dan menjemput saya
kembali pada saat pulang ke Tasikmalaya jam 12 malam. Terimakasih sahabat
karena kau telah bersedia untuk meluangkan waktumu untukku.
Foto bersama Muhammad Rijal Wahid Muharram
Sahabat saya yang
kedua adalah Asep Ridwan. Dia adalah sahabat saya ketika masih sekolah SMP dan
SMA. Sekarang dia bekerja di Industri Sentul Estate. Dialah yang bersedia
mengantar-antar saya di Bogor untuk menjalani interview. Dia adalah sosok
sahabat yang baik dan tulus karena meskipun dia kebagian kerja ship malam
tetapi dia masih bersedia pagi harinya untuk mengantar saya ke kantor Dompet
Dhuafa padahal dia belum tidur sama sekali. Terimakasih sahabat.
Pada
tanggal 31 saya mendapatkan panggilan lagi bahwa saya lulus dan harus mengikuti
pelatihan sekolah konsultan pendidikan Indonesia dari tanggal 9 september
sampai 8 oktober 2013.
Saya
berpikir bahwa mungkin ini lah jalan yang terbaik yang Allah persiapkan untuk
saya. Sehingga saya pun berangkat tanggal 8 september 2013 ke bogor untuk
mengikuti program pelatihan tersebut. Disana saya bertemu dengan teman-teman
yang baru yaitu Mas Noly Nurdiana (Serang, Banten), Mas Muslimin (Sangatta, Sulawesi
Selatan), Mas Ainur Rahman (Ngawi, Jawa Timur) dan Mas Dzulkifli ( Baubau, Sulawesi
Tenggara). Lingkungan yang saya tempati juga lingkungan yang semuanya bernuansa
islami yaitu di Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Saya sangat
bersyukur sekali berada ditempat ini. Saya berharap bahwa ditempat ini segala
potensi yang saya miliki dapat teraktualisasikan sehingga nantinya saya akan
siap untuk menjadi bagian dari perubahan. Amiiiin
Assalamualaikum, kang ihsan keren, luar biasa. Sepuluh jari mengucapkan selamat, tetap semangat, Allah tahu yang terbaik memang. Terus menulis kang!
ReplyDeleteWassalam,,,,,
DeleteEh punten neme ka buka,,, Ari sugan nteu aya anu ngomen..heheh
Mhun,,, Terus semangat menulis karena menulis merupakan bukti sejarah langkah kita...