facebook

Thursday 26 March 2015

BAGAIMANA CARA MENGAKTUALISASIKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA?


Sekolah yang “Cerdas Literasi” adalah sebuah program khas yang harus dimiliki oleh SDN 014 Gunung Belah Tarakan Kalimantan Utara. Program sekolah “Cerdas Literasi” ini merupakan sebuah program yang dibuat oleh PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.
Pardini, dkk (2012 : 26) mengatakan bahwa “literasi adalah inti dari semua kompetensi yang harus diajarkan di sekolah dasar. Literasi pada dasarnya difokuskan pada pengembangan keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berkomunikasi”. Dengan hal tersebut maka literasi itu sejalan dengan belajar bahasa Indonesia yaitu tentang keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kemampuan literasi adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa terutama siswa SD. Ketika siswa kesulitan dalam hal literasi maka siswa tersebut akan mengalami masalah dalam perkembangannya dalam mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus bisa mengaktualisasikan dan mengembangkan kemampuan literasi siswa-siswanya.
Tulisan ini akan menceritakan tentang permasalahan  literasi yang ada di SDN 014 Gunung Belah Tarakan Kalimantan Utara. Permasalahan literasi yang pernah dialami adalah tentang kemampuan berbicara.
Ketika itu saya sedang melaksanakan pengayaan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN 014 Gunung Belah Tarakan Kalimantan Utara. Ada hal yang tak biasa terjadi ketika pembelajaran bahasa Indonesia yaitu tentang kemampuan berbicara. Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam kemampuan berbicara. Bahkan ketika diperintahkan kedepan pun ia tak berani untuk tampil, ia tidak berani untuk beranjak dari tempat duduknya. Saya pun tersadar bahwa ini adalah suatu masalah yang harus segera diselesaikan. Saya harus bisa memunculkan potensi berbicara siswa yang memiliki kesulitan tersebut.
Awal-awal saya terus memotivasi anak tersebut supaya berani untuk tampil di depan umum. Semua orang pasti bisa melakukan hal itu termasuk siswa tersebut. Kita bisa mendekati siswa tersebut langsung datang ke depan mejanya dan kemudian memberikannya motivasi dengan mengatakan kalimat afirmasi positif seperti “Ayo kamu pasti bisa tampil di depan, karena kamu adalah anak yang hebat”. Setelah itu kita bisa langsung merangkul anak tersebut dari kursinya untuk tampil didepan. Siswa itu pun bisa saya taklukan untuk tampil di depan.
Ketika siswa tersebut pun berani untuk tampil di depan, maka kemampuan berbicaranya pun bisa kita aktualisasikan. Kita bisa mengaktualisasikan kemampuan berbicara ini dengan bercerita. Ia harus terus dibiasakan untuk bercerita.
Untuk lebih menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, maka siswa-siswa itu saya arahkan untuk bercerita tentang pengalaman menarik ketika liburan. Saya mengambil tema ini karena waktu itu bertepatan dengan momentum liburan. Menceritakan pengalaman sendiri ketika liburan akan membuat siswa senang karena cerita tersebut benar-benar dialami oleh siswa atau lebih bersifat kontekstual.
Dengan melakukan hal di atas, siswa yang memiliki kesulitan tersebut mulai berani untuk berbicara didepan. Siswa tersebut merasa percaya diri karena diberikan motivasi dan dibiasakan untuk berbicara di depan dengan strategi bercerita. Strategi bercerita ini harus dilakukan secara berulang-ulang supaya dapat menjadi kebiasaan. Kalau sudah menjadi kebiasaan maka kemampuan berbicara siswa pun akan semakin terasah.
Itulah langkah-langkah yang pernah saya lakukan untuk mengatasi kemampuan berbicara siswa dengan strategi bercerita. Kita bisa mengembangkan kemampuan berbicara siswa dengan mengikutsertakannya pada berbagai lomba yang berhubungan dengan bercerita atau kita juga bisa membentuk kelas ekstrakulikuler khusus yaitu “Kelas bercerita”. Intinya bahwa siswa tersebut harus terus dibina secara continue supaya ia dapat menjadi orang-orang sukses yang siap untuk menghadapi masa depan.
Semoga tulisan ini dapat menginspirasi kita semua sebagai pendidik. Sejatinya bahwa setiap anak itu memiliki potensi. Potensi anak tersebut harus digali dan dikembangkan oleh para pendidiknya supaya dapat teraktualisasikan dengan baik. Terimakasih

Sumber : Pardini, Agung dkk. (2012). Bangunlah Jiwanya Bangunlah Raganya Jilid 2. Bogor: Dompet Dhuafa Makmal Pendidikan.

0 comments:

Post a Comment