facebook

Thursday 26 March 2015

BAGAIMANA CARA SUPAYA SISWA TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN?


Kegiatan ini dilatar belakangi oleh perilaku siswa yang suka membuang sampah sembarang. Jika masalah ini terus dibiarkan maka tidak baik untuk perkembangan karakter mereka. Masalah ini harus segera “dipecahkan”.
Awal-awal saya selalu mengingatkan mereka tentang pentingnya dalam menjaga lingkungan sekitar khususnya kelas. Saya selalu mengintruksikan kepada petugas jadwal piket untuk bersih-bersih sekitar 15 menit sebelum pembelajaran pertama di mulai. Selain itu, saya juga selalu mengintruksikan kepada semua siswa untuk mengecek sampah yang ada didalam mejanya atau di bawah tempat duduknya untuk dibuang.
“Ok, sebelum kita mulai pembelajaran. Bapak mau tanya dulu. Kalau misalkan di dekat kita ada sampah. Apa yang harus kita lakukan?”
“Membuang nya ke tempat sampah Pak!” Jawab siswa dengan penuh semangat.
“Ya Pintar!! Jadi mari kita periksa dulu di bawah mejanya atau di bawah tempat duduknya. Kalau misalkan ada sampah, maka harus diambil terus dibuang ke tempaaaaaaaat ............”.
“Sampaa..aaaah!!” jawab para siswa dengan kompak.
Mereka pun dengan riang nya memeriksa meja dan bawah tempat duduknya supaya bersih dari sampah.
Setelah melakukan hal tersebut, saya kira masalah tentang sampah bisa teratasi. Tetapi ketika saya perhatikan ternyata masalah belum selesai. Sampah yang sudah dikumpulkan di dalam kelas mereka buang langsung ke halaman sekolah. Saya pun kaget!!
“Mengapa kalian buang sampah ke halaman sekolah?”.
“Tong sampahnya dikelas tidak ada pak! Paling kita buang sampahnya ke belakang sekolah, tapi jalan kesananya cukup jauh” Jawab salah satu siswa.
“Owh, kalau misalkan kalian membuang sampah ke halaman sekolah maka kalian malah akan mengotori sekolah. Lingkungan sekolah kalian menjadi tidak bersih”. “Ok, sekarang kita buang sampahnya ke belakang halaman sekolah yu!”.
“Ya ayo pak!” jawab siswa serentak.
Dengan kejadian ini, saya pun berpikir bahwa perlu adanya tong sampah di dalam kelas supaya sampah yang sudah dikumpulkan tidak mereka buang lagi ke halaman sekolah. Membuat tong sampah mini adalah solusi yang saya buat untuk mengatasi permasalahn tersebut. Tong sampah mini ini akan disimpan disetiap meja sehingga ketika ada sampah maka mereka tinggal mengumpulkannya di tong sampah mini tersebut. Dan ketika pulang sekolah, sampah yang sudah terkumpul di tong sampah mini dibuang ke tempat penampungan sampah yang terletak di belakang sekolah.
Selain tong sampah tersebut dibuat untuk mengatasi sampah di kelas, tong sampah ini juga mengajarkan para siswa untuk mendaur ulang. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tong sampah mini ini berasal dari barang bekas seperti kotak bekas, kertas bekas dan daun kering.
Dalam prakteknya, mula-mula mereka menempelkan kertas bekas ke kotak bekas tersebut. Kertas bekas dipotong sesuai ukuran sisi-sisi kotak bekasnya. Setelah kotak bekas tersebut ditempeli kertas maka kotak tersebut dihias dengan dedaunan. Daun-daun tersebut digunting. Ada yang digunting kedalam bentuk segitiga kecil, bentuk hati (love), kotak dan lain-lain. Mereka dibebaskan untuk menghiasi kotak tong sampah nya sesuka mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengasah daya kreatifitas mereka. Guru hanya memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan mereka saja.
Ada hal yang menarik juga ketika kegiatan ini dilakukan yakni dengan adanya beberapa siswa yang kurang lengkap dalam membawa alat dan bahan yang diperlukan seperti lem, gunting dan daun kering.
“Pak saya tidak ada lem nya!” teriak salah satu siswa untuk memberitahu saya.
“Kenapa kamu tidak membawa lem?”
“Saya tidak punya lem pak!”
“Owh begitu....”
Ketika hal ini terjadi, maka saya arahkan siswa yang mempunyai alat dan bahan lengkap untuk berbagi kepada temannya supaya kejadian ini dapat mengajarkan nilai karakter kepada mereka tentang pentingnya berbagi.
“Ok anak-anak!! Disini siapa yang punya lem banyak?.... Ayo siapa?”
“Saya Pak!!” Teriak salah satu siswa.
“Nah, kalau misalkan ada teman kamu yang tidak punya lem. Maka kamu harus bagaimana?”. (Saya sambil mendekati siswa yang mempunyai lem tersebut)
“Saya harus membantunya Pak.” Jawab siswa tersebut.
“Ya pintar!!. Kira-kira dengan cara apa ya di bantunya?”
“Dengan memberikannya lem Pak!” jawab siswa dengan Pedenya...
“Pintar sekali anak Bapak ya. Ayo sekarang kamu kasih sedikit lemnya ke temanmu yang tidak punya lem”.
“Ya Pak!!” jawab siswa tersebut.
Itulah sekelumit kisah perjalanan saya sebagai guru kelas II SDN Indularang dalam mengatasi permasalahan. Meskipun kelas tempat saya mengajar ini kekurangan fasilitas seperti tong sampah maka kita tidak boleh menyerah untuk mengatasi hal tersebut. Kita bisa membuat tong sampah itu dari barang-barang bekas yang di daur ulang. Lebih kreatif bukan???? Ya, daripada beli...Hihihihihi


0 comments:

Post a Comment