Kegiatan
ini dilatar belakangi oleh perilaku siswa yang suka membuang sampah sembarang.
Jika masalah ini terus dibiarkan maka tidak baik untuk perkembangan karakter
mereka. Masalah ini harus segera “dipecahkan”.
Awal-awal
saya selalu mengingatkan mereka tentang pentingnya dalam menjaga lingkungan
sekitar khususnya kelas. Saya selalu mengintruksikan kepada petugas jadwal
piket untuk bersih-bersih sekitar 15 menit sebelum pembelajaran pertama di
mulai. Selain itu, saya juga selalu mengintruksikan kepada semua siswa untuk
mengecek sampah yang ada didalam mejanya atau di bawah tempat duduknya untuk
dibuang.
“Ok,
sebelum kita mulai pembelajaran. Bapak mau tanya dulu. Kalau misalkan di dekat
kita ada sampah. Apa yang harus kita lakukan?”
“Membuang
nya ke tempat sampah Pak!” Jawab siswa dengan penuh semangat.
“Ya
Pintar!! Jadi mari kita periksa dulu di bawah mejanya atau di bawah tempat
duduknya. Kalau misalkan ada sampah, maka harus diambil terus dibuang ke tempaaaaaaaat
............”.
“Sampaa..aaaah!!”
jawab para siswa dengan kompak.
Mereka
pun dengan riang nya memeriksa meja dan bawah tempat duduknya supaya bersih
dari sampah.
Setelah
melakukan hal tersebut, saya kira masalah tentang sampah bisa teratasi. Tetapi
ketika saya perhatikan ternyata masalah belum selesai. Sampah yang sudah
dikumpulkan di dalam kelas mereka buang langsung ke halaman sekolah. Saya pun
kaget!!
“Mengapa
kalian buang sampah ke halaman sekolah?”.
“Tong
sampahnya dikelas tidak ada pak! Paling kita buang sampahnya ke belakang
sekolah, tapi jalan kesananya cukup jauh” Jawab salah satu siswa.
“Owh,
kalau misalkan kalian membuang sampah ke halaman sekolah maka kalian malah akan
mengotori sekolah. Lingkungan sekolah kalian menjadi tidak bersih”. “Ok,
sekarang kita buang sampahnya ke belakang halaman sekolah yu!”.
“Ya
ayo pak!” jawab siswa serentak.
Dengan
kejadian ini, saya pun berpikir bahwa perlu adanya tong sampah di dalam kelas
supaya sampah yang sudah dikumpulkan tidak mereka buang lagi ke halaman sekolah.
Membuat tong sampah mini adalah solusi yang saya buat untuk mengatasi
permasalahn tersebut. Tong sampah mini ini akan disimpan disetiap meja sehingga
ketika ada sampah maka mereka tinggal mengumpulkannya di tong sampah mini
tersebut. Dan ketika pulang sekolah, sampah yang sudah terkumpul di tong sampah
mini dibuang ke tempat penampungan sampah yang terletak di belakang sekolah.
Selain
tong sampah tersebut dibuat untuk mengatasi sampah di kelas, tong sampah ini juga
mengajarkan para siswa untuk mendaur ulang. Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat tong sampah mini ini berasal dari barang bekas seperti kotak bekas,
kertas bekas dan daun kering.
Dalam
prakteknya, mula-mula mereka menempelkan kertas bekas ke kotak bekas tersebut. Kertas
bekas dipotong sesuai ukuran sisi-sisi kotak bekasnya. Setelah kotak bekas
tersebut ditempeli kertas maka kotak tersebut dihias dengan dedaunan. Daun-daun
tersebut digunting. Ada yang digunting kedalam bentuk segitiga kecil, bentuk
hati (love), kotak dan lain-lain. Mereka dibebaskan untuk menghiasi kotak tong
sampah nya sesuka mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengasah daya
kreatifitas mereka. Guru hanya memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan mereka
saja.
Ada
hal yang menarik juga ketika kegiatan ini dilakukan yakni dengan adanya beberapa
siswa yang kurang lengkap dalam membawa alat dan bahan yang diperlukan seperti
lem, gunting dan daun kering.
“Pak
saya tidak ada lem nya!” teriak salah satu siswa untuk memberitahu saya.
“Kenapa
kamu tidak membawa lem?”
“Saya
tidak punya lem pak!”
“Owh
begitu....”
Ketika
hal ini terjadi, maka saya arahkan siswa yang mempunyai alat dan bahan lengkap
untuk berbagi kepada temannya supaya kejadian ini dapat mengajarkan nilai karakter
kepada mereka tentang pentingnya berbagi.
“Ok
anak-anak!! Disini siapa yang punya lem banyak?.... Ayo siapa?”
“Saya
Pak!!” Teriak salah satu siswa.
“Nah,
kalau misalkan ada teman kamu yang tidak punya lem. Maka kamu harus
bagaimana?”. (Saya sambil mendekati siswa yang mempunyai lem tersebut)
“Saya
harus membantunya Pak.” Jawab siswa tersebut.
“Ya
pintar!!. Kira-kira dengan cara apa ya di bantunya?”
“Dengan
memberikannya lem Pak!” jawab siswa dengan Pedenya...
“Pintar
sekali anak Bapak ya. Ayo sekarang kamu kasih sedikit lemnya ke temanmu yang
tidak punya lem”.
“Ya
Pak!!” jawab siswa tersebut.
Itulah
sekelumit kisah perjalanan saya sebagai guru kelas II SDN Indularang dalam
mengatasi permasalahan. Meskipun kelas tempat saya mengajar ini kekurangan
fasilitas seperti tong sampah maka kita tidak boleh menyerah untuk mengatasi
hal tersebut. Kita bisa membuat tong sampah itu dari barang-barang bekas yang
di daur ulang. Lebih kreatif bukan???? Ya, daripada beli...Hihihihihi
0 comments:
Post a Comment