facebook

Tuesday 21 April 2015

BAGAIMANA CARA UNTUK MENGHADAPI KEPALA SEKOLAH KURANG KOOPERATIF

Sekolah adalah suatu sistem yang antar komponen sistem nya itu saling berhubungan satu sama lain. Faktor manusia yang ada disekolah seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik adalah salah satu contoh komponen yang ada di sekolah. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik maka guru-gurunya pun akan baik. Jika guru-gurunya baik maka peserta didikpun akan berprestasi sehingga kualitas sekolah akan menjadi baik pula. Peristiwa di sekolah ini dapat dikatakan sebagai “Ice Berg” yaitu efek gunung es. Efek ini bermula dari kepemimpinan kepala sekolah kemudian mencair ke guru-guru kemudian mencair lagi ke para peserta didik.
Kepemimpinan kepala sekolah yang tidak baik karena tidak kooperatif adalah salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia. Saya tidak habis pikir, kenapa orang yang kurang kompeten untuk memimpin malah bisa dijadikan kepala sekolah. Bagaimana kriteria yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaring kepala sekolah? Apakah pemerintah hanya asal-asalan untuk memilih kepala sekolah?
Di sekolah dampingan saya hal ini pernah terjadi. Dengan tidak baiknya kepemimpinan kepala sekolah program-program yang ada untuk meningkatkan kualitas sekolah menjadi terhambat. Banyak program yang kurang terdukung oleh kepala sekolah yang kurang kooperatif. Program-program yang seharusnya tersampiakn kepada guru-guru malah terhambat di kepala sekolah. Sistem yang ada disekolah pun “berantakan” oleh kepala sekolah yang kutang kooperatif.
Terus bagaimana cara kita untuk mengatasi permasalahan kepala sekolah yang seperti itu. Inilah pengalaman yang saya lakukan. Saya langsung melakukan pendekatan secara personal kepada guru-guru. Karena kepala sekolah gak mau bergerak,  mau tidak mau saya harus melakukan pendekatan kepada para guru-guru untuk menyampaikan dan merealisasikan program yang ada.
Setelah saya lakukan hal tersebut, ternyata cara pendekatan itu dirasa kurang efektif karena saya harus mendekati guru satu persatu.  Akan banyak sekali waktu kita terkuras untuk melakukan pendekatan kepada masing-masing guru, apalagi kalau jumlah gurunya banyak. Kemudian saya berpikir, bagaimana caranya supaya program yang ada itu tersampaikan secara efektif dan efisien?
Kita bisa menyampaikan program kita secara efektif dan efieien tanpa ada dukungan dari kepala sekolah dengan cara berkoordinasi dengan pihak dinas setempat. Kita sampaiakn program kita kepada dinas. Kalau perlu program kita itu di jadikan sebuah kebijakan yang harus dilakukan oleh sekolah. Kalau pemerintah sudah membuat kebijakan yang harus dilakukan sekolah, Kepala sekolah yang kurang mendukung pun mau tidak mau harus bergerak. Memang bawahan itu akan bergerak ketika si “empunya” sudah memberikan kebijakan yang tak boleh dilanggar. Pengalaman ini pernah terjadi di sekolah dampingan saya ketika sekolah saya mendpatkan kehormatan untuk mengadakan sosialisasi sekolah Adiwiyata. Sekolah Adiwiyata ini sejalan dengan Sekolah ramah Hijau yang merupakan salah satu program dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.
Ketika sosialisasi, pimpinan Adiwiyata menyampaikan ke pada pihak sekolah bahwa sekolah ini harus segera membenahi hal-hal yang kurang untuk ditunjuk menjadi sekolah Adiwiyata contohnya menambahkan pohon yang rindang untuk sekolah, membentuk struktur organisasi Adiwiyata sekolah, dll. Tetapi karena kepala sekolah kurang mendukung maka masukan yang diberikan oleh pimpinan Adiwiyata itu tidak direspon. “Keajaiban” terjadi ketika dari dinas setempat datang surat kebijakan yang menyatakan bahwa sekolah dampingan saya menjadi peserta verifikasi sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi. Kebijakaan yang ada tersebut membuat Kepala sekolah mau tidak mau harus bergerak. Kepala sekolah pun pada waktu itu langsung membenahi apa yang kurang sekolah.
            Itulah salah satu pengalaman saya di sekolah. Permasalahan yang bermula dari Kepala Sekolah yang kurang kooperatif dapat diselesaikan secara efektif dan efisien dengan berkoordinasi dengan dinas setempat terkait dengan program yang ada. Kalau perlu program kita itu dijadikan suatu kebijakan supaya lebih bisa “memaksa” kepala sekolah untuk mau bergerak. Sekolah adalah suatu sistem yang antar komponennya saling mempengaruhi satu sama lain. Kepala Sekolah yang baik maka guru-gurupun akan baik. Ketika guru-guru baik maka peserta didikpun akan baik juga. Begitupun sebaliknya. (Efek gunung Es)


0 comments:

Post a Comment