facebook

Tuesday 14 July 2015

BAHAGIA ITU SEDERHANA!!

“Bahagia itu sederhana!”. Itulah ungkapan yang sering diucapkan oleh sebagian orang. Ungkapan tersebut memang benar adanya. Bahagia itu memang sederhana! Anda belum percaya?
Mahatma Ghandi mengatakan bahwa “bahagia itu dimulai dari dalam, bukan dari luar”. Berdasarkan hal tersebut, andalah sendiri  yang dapat memutuskan untuk bahagia atau tidak, bukan berdasarkan kepemilikkan sesuatu dari luar. Sederhana bukan?. Kuncinya adalah bersyukur atas apa yang anda miliki. Alqur’an mengatakan “Maka nikmat mana lagi yang akan engkau dustakan”.
Kadang kita berpikir, kalau punya pekerjaan yang mapan dengan gaji yang besar, pastilah kita akan bahagia. Benarkah seperti itu? Belum tentu. Begitu punya pekerjaan mapan dan gajinya besar, tidak beberapa lama kita akan berpikir untuk memiliki hal yang lain lagi. Yang lain berpikir, kalau punya rumah, pastilah kita akan bahagia. Padahal belum tentu juga. Begitu punya rumah, kita akan berpikir untuk rumah lain yang lebih besar lagi dan seterusnya.
Di dalam kehidupan, kita memang harus mempunyai targetan dan impian. Kalau tidak memiliki targetan dan impian, hidup kita akan terasa datar. Targetan dan impian memang harus dimiliki, namun hal itu tidak boleh diiringi juga dengan rasa resah dan gelisah yang semakin membesar. Coba anda jawab! Kalau anda dapat mencapai targetan dan impian-impian anda, apakah anda akan merasa bahagia? Belum tentu. Karena targetan dan impian-impian anda itu berada di luar diri anda. Sedangkan bahagia itu sendiri harus dimulai dari dalam diri anda. Ingat!! DALAM DIRI ANDA!! Anda lah sendiri yang dapat memutuskan untuk bahagia. Detik ini juga! Saat ini juga! Sangat sederhana bukan?? Karena tombol untuk mengaktifkan kebahagiaan tersebut berada di dalam diri anda. Mudah sekali!! Semudah menekan tombol power televisi anda. Hehehehe
Bahagia itu dimulai dari dalam diri anda!!. Sederhana sekali. Maka, bersyukurlah atas apa yang anda miliki. Semua yang anda miliki adalah karunia dari Allah SWT.

Inspirasi tulisan dari buku Succes Protocol karya  Ippho Santosa.

0 comments:

Post a Comment